TETESAN FAIDAH DARI SYEIKH ABDUL MALIK RAMADHANI -hafizhahullah-

Pembahasan kitab “KAMA TAKUNUU YUWALLA ALAIKUM” (Kalian akan dipimpin oleh orang yang seperti kalian*)
1. Pemimpin yang baik adalah nikmat yang besar (shahih bukhari 3834)
2.Dosa adalah penyebab datangnya mushibah (Qs. Al A’raf:96, Asy syuro:30, An Nisa: 79)
3. Mengapa Allah menangkan orang-orang kafi padahal orang muslim bagaimanapun keadaanya tetap lebih baik daripada orang kafir?
Jawab: Syeikh Muhammad Al Amin asyinqithi menjelaskan di dalam “Adhwaul Bayan 3/53” setelah menukil Qs. Ali Imran:165, 152 beliau mengatakan: “Di dalam fatwa samawi ini sangat jelas bahwa sebab orang kafir bisa menguasai orang islam adalah karena kegagalan orang islam itu sendiri dalam beragama, terjadinya perpecahan diantara mereka, bahkan menyelisihi perintah Rasulullah shallahu alaihi wasallam bahkan sebagian mereka lebih mengedepankan kepentingan dunia dari pada perintah Rasulullah…” Dan inilah yang menyebabkan kekalahan kaum muslimin di perang uhud.
4. “Kama takunuu yuwalla alaikum” bukan sebuah hadits, ia adalah hikmah kuno yang telah menjadi sebuah kaidah tetap dalam urusan kepeminpinan dan sosial, dan kebenarannya telah dibuktikan oleh sejarah dari masa ke masa.
Adapun maksud kalimat ini adalah: Bahwa sebuah komunitas manusia itu akan dipimpin oleh orang yang kapasitasnya stara dengan komunitas itu. Adapun penisbatan kalimat ini kepada hadits adalah penisbatan yang lemah (lihat, “Silsilah Adha’ifah Syeikh Al Albani 230)
5. Walaupun kalimat ini bukan hadits, namun menjadi sebuah kaidah yang sangat kuat, karena maknanya juga tersirat dalam firman Allah ( ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻧﻮﻟﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻈﺎﻟﻤﻴﻦ ﺑﻌﻀ ) Qs. Al An’am: 129. Sebagaimana ditegaskan oleh At Thurtusi dalam “Sirajul Muluk” (2/467).
6. Jadi pemimpin itu adalah buah dari amal rakyatnya. Ibnul Qayyim menggambarkan hal ini dalam kitabnya “Miftah Daru Sa’adah” (1/253), beliau mengatakan, “Renungkanlah hikmah Allah dalam menentukan para penguasa dan pemimpin, Allah jadikan mereka dari jenis amal perbuatan rakyatnya, jika rakyatnya lurus, para pemimpin juga lurus, namun jika mereka bengkok para pemimpinpun aka bengkok, jika masyarakat akrab dengan kezaliman para pemimpin pun akan akrab dengan kezaliman….dst
7. Dengan demikan kita bisa memahami bahwa akar penyakit para penguasa itu adalah bobroknya keadaan masyarakat, maka jika kita mendambakan munculnya pemimpin yang baik, bersegeralah untuk memperbaiki masyarakat, benahi aqidah mereka, benahi akhlak, amal dan muamalah mereka, karena sekali lagi pemimpin adalah buah dari amal perbuatan rakyat.
8. Pertanyaan: Kenapa tidak langsung membenahi para penguasa dengan masuk ke politik mereka?
Jawab:
– Lihat siroh Nabi, kebanyakan waktu beliau shallallahu alaihi wasallam adalah dihabiskan untuk memperbaiki rakyat biasa, tidak sibuk dengan para penguasa. Itulah yang menjadikan islam berjaya.
– Rasulullah pernah dicalonkan untuk menjadi pemuka, dimana segala perkara quraisy tidak diputuskan kecuali dengannya, namun demikian Beliau menolak tawaran itu.
– Sampai sekarang belum ada negara islam yang berhasil menegakkan keutuhan negara islam dengan cara memperbaiki dari bagian atas (membenahi   umat dengan masuk ke dunia perpolitikan)
9. Inilah cara Nabi dalam membangun umat, dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuknya.
AKHIRNYA, MARI KITA BERSAMA MENAMAM AQIDAH YANG BENAR DI MASYARAKAT, AKHLAQ YANG MULIA DAN AMAL YANG SHALIH (sesuai petunjuk Nabi dan iklash)
KELAK TANAMAN KITA AKAN MEMBUAHKAN PEMIMPIN-PEMIMPIN YANG MANIS DAN INDAH.
Wallahu ta’ala a’lamu bis shawab
Daurah Syar’iyyah PP Imam Bukhari.
Selokaton, 6 Agustus 2014
Ditulis oleh Khairi Assalaky (Staf Pengajar PP. Al Irsyad & pemateri rutin di pengajian Muslim Merapi)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *